Kamis, 02 Februari 2012

Hipnotisme Atau Gendam di Angkot


Oleh : Ferry Djajaprana

Siang ini kendaraan pribadiku sudah selesai diperbaiki di salah satu bengkel di daerah Pondok Pinang, karena problem kelistrikan membuat kendaraanku tidak bisa di starter. Karena aku sudah punya cadangan aki baru yang aku simpan di rumahku di Daerah Ciputat maka terpaksa aku mengambilnya.

Salah satu kendaraan umum Untuk menuju Pondok Pinang Adalah kendaraan Mikrolet D01. Karena perjalananku dari Ciputat di siang hari maka sedikit penumpang yang menyewanya. Aku menumpang sendiri sambil menenteng aki yang masih disimpan dalam kardus, duduk tepat di belakang pak Supir yang sedang bekerja, mengendarai angkot supaya baik jalannya.

kendaraan yang kunaiki ini kosong sejak dari pasar Ciputat. Baru terisi di Cirendeu seorang pemuda dengan gaya pegawai kantor lengkap dengan tas yang slempangkan di lengan kanannya. Pemuda yang baru naik ini mencoba duduk di kursi cadangan di depan tempat dudukku, aneh rasanya angkot kosong kok duduk di kursi cadangan, akupun menyuruhnya supaya duduk di deretan penumpang. Dia memilih duduk sederet denganku. Melihat tasnya yang dislempang sebenarnya mengingatkan saya pada pencopet yang kerap beroperasi di ibukota dan mengenakan model yang sama, tas kain dengan model tas plastik kresek itu paling mudah untuk mengelabui mata menutupi tangannya yang jahil. Fikiranku menerawang saat sering memergoki pencopet beraksi.
Beda satu gedung, ada satu penumpang datang, dia memilih di depan sebaris dengan Sopir. satu gedung terlewati, naik lagi satu orang duduk di samping pemuda, pemuda tadi menggeser badannya hampir nempel ke tempat dudukku. Satu gedung di samping jalan telah terlewati sudah kini datang lagi satu orang tua membawa brosur pengobatan yang ditulis kecil-kecil lebarnya layaknya kertas A4 dibagi empat, sehingga bila mau membacanya harus mengernyitkan dahi.

Tiba- tiba pak tua yang terakhir datang membuka percakapan seraya membagi brosur, penumpang kedua disebelahku merespons pembagian brosur dengan suara keras- keras yang menunjukkan ketertarikannya. Bahkan akhirnya dipijat pula. Sementara aku hanya membaca srkilas dan masih memegang brosur.

Ada pergerakan aneh penumpang di sebelahku itu tasnya meempel ke tubuhku terutama mengarah ke saku celanaku yang berisi HP. Melihat, memperhatikan gerak- gerik empat penumpang yang datang dengan irama tiap jeda satu menit ada penumpang baru maka alam bawah sadarku mencurigainya dan memperingatkan bahwa di depan tempat dudukku, di sampingku, bahkan dekat pak supir adalah getombolan yang sedang melakukan modus hipnotisme atau gendam terhadapku.

Yang duduk didepanku sekarang selain menjelaskan tentang pengobatan tradisional yang ditawarkan mulai memijat salah satu penumpang kedua dari sebelah kiriku. Tepat sebelah kiriku mulai beraksi dengan mencoba menempel lengannya ke arahku, tanganku mencoba menghalanginya, kini penumpang di depanku mulai menawarkan pijat gratis padaku ya g langsung kuhardik dengan suara keras "jangan sentuh..!" pak tua tersebut kaget, dan aku katakan aku tidak tertarik penawarannya. Brosur yang diberikannya pada aku akan ku simpan di tas.. Sama pak tua diminta lagi. Aku minta Sopir menurunkan aku di Pasar Jumat.

Setelah aku turun, aku terpaksa naik kendaraan D01 lagi untuk melanjutkan perjalananku ke bengkel. Memang aku rugi bayar tiket perjalanan menuju Pondok Pinang, tapi aku merasa aman dari percobaan gendam jalanan.
-o0o-

Untuk para pembaca semua sebaiknya waspada bila dalam kendaraan umum, cerita di atas memang saya telah suudzon pada gerombolan yang seperjalanan denganku untuk itu saya mohon maaf, ini adalah tindakan preventif mengingat sekarang banyak gendam yang dilakukan orang jahat untuk mempetdayai orang yang mudah dipengaruhi. Banyak contoh gendam jalanan, diantaranya adalah memasukkan obat tidur dalam minuman dan berpura-pura menjadi orang baik, sindikat menjual burung beo, sindikat penjual jam rolex palsu dan lain- lain. Andaikan benar terjadi penggendaman dengan objek lain, maka Yang aku tulis di atas adalah tergolong baru tapi intinya adalah bermain di wilayah bawah sadar pikiran sasaran.

Cerita di atas Kalau bisa di skenariokan adalah begini, penumpang perlente pertama adalah memperdaya objek ( aku) bahwa pandangan mataku mencerap bahwa yang duduk di sebelahku adalah orang baik- baik. Gerombolan mengirim informasi melalui pandangan, dan informasi diterima oleh sub conscious (bawah sadar) ku. Pengiriman info hypnosis untuk membypass informasi dari conscious ke sub conscious tanpa melewati jalur tengah ( daerah kritis), sehingga info dapat mudah diterima sub-conscious. Yang duduk di depanku mencoba mengalih perhatian consciousku, sehingga critical area tidak bekerja dengan normal. Sayangnya, ketika menginduksiku dengan cara mencoba memijat anggota tubuhku aku tolak dengan menghardik "jangan sentuh.." sehingga critical area dalam fikiranku bekerja kembali dengan normal. Dengan cara ini membuat sugesti yang mencoba dikirimkan terpatahkan. Sugesti yang diucapkan biasanya berupa rangkaian kata- kata, ataupun kalimat yang disampaikan dengan cara tertentu, dalam situasi tertentu, sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap yang mendengarnya, sesuai dengan maksud dan tujuan sugesti tersebut.

Demikian yang bisa saya share, hati-hati dengan orang yang baru dikenal yang SKSD (sok kenal sok dekat). Bila merasa curiga dengan komplotan tersebut sebaiknya mengalah (untuk menang) dan kita turun saja dari kendaraan umum tersebut minta baik-baik pada pak Sopir sehingga semua berjalan seolah-olah alamiah, bukankah lebih baik mencegah dari pada jadi korban gendam? Apabila ada yang menepuk, tepuklah kembali sipenepuk biar tidak terpengaruh. Selain itu, jangan sekali-kali merenung, mengiba diri di tempat umum atau pikiran kosong itu sasaran empuk tukang gendam, pikirkan sesuatu di luar diri ini, dzikrullah, sehingga tubuh terkontrol dengan baik oleh fikiran kita.
Itu saja pesanku dan jaga diri bila naik kendaraan umum.

Salam,

Ferry Djajaprana
Pengamat mistisisme jalanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar