Senin, 16 Februari 2015

Gangguan Jin

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”

”Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan akan menurunkan pula obat untuk penyakit tersebut” (HR. Bukhari).

 Agama Islam mengajarkan pemeluknya untuk mempercayai alam ghaib,sebagaimana yang terdapat dalam rukun iman. Bagian dari alam ghaib itu salah satu diantaranya adalah jin, yang sebagian dari mereka sering kali mengganggu kehidupan manusia. Gangguan itu mulai dari merasuk ke dalam tubuh manusia, meniupkan perasaan was-was dan gundah gulana dan bentuk gangguan lain, baik fisik maupun psikis.
Terlepas dari itu semua, dunia ghaib memang ada dan jin itu memang benar-benar ada di sekitar kita. Ada jin yang muslim serta kafir, baik dan buruk, serta taat dan patuh kepada perintah Allah dan ada juga yang malah bersifat sebaliknya.
Jin-jin yang biasa mengganggu ketentraman hidup manusia adalah jin kafir, yang orientasinya dari semenjak Nabi Adam as dulu menjerumuskan umat manusia ke dalam neraka. Mereka sering mengganggu kehidupan kita dikala kita sedang lalai. Contohnya, banyak orang yang tiba-tiba kesurupan dan berteriak histeris.

Rasulullah sendiri juga pernah mengalami gangguan jin dari kekuatan sihir yang dikirim orang Yahudi padanya. Aisyah ra menceritakan bahwa Rasulullah sering mengalami seperti mengerjakan sesuatu padahal ia tidak pernah mengerjakan suatu apapun . Ini akibat perbuatan sihir yang dikirimkan oleh seorang Yahudi padanya. Allah memusnahkan kekuatan sihir tersebut dengan menurunkan surat Al Falaq dan surat An Nass pada Rasululah. Pada zaman modern ini ternyata masih banyak orang yang menggunakan kekuatan sihir, dan meminta pertolongan Jin untuk mencelakakan orang yang tidak disukainya secara halus.

Seringkali kita tidak menyadari bahwa didalam tubuh kita ada jin yang ikut menempati raga kita.Hal ini seringkali menimbulkan dampak negatif bagi kita. Ini adalah penyakit yang ditimbulkan oleh kejahatan syetan dari golongan Jin terhadap manusia. Mereka memang memiliki kemampuam untuk  mengganggu fungsi organ tubuh manusia dengan seizin Allah. Tanpa izin dan kehendak Allah mereka tidak bisa melakukan semua itu.

Syetan telah menimpakan sakit yang berkepanjangan pada diri Ayyub , seluruh tubuhnya dipenuhi penyakit kulit yang mengeluarkan bau busuk menyengat. Bertahun tahun ia menderita penyakit itu hingga orang banyakpun merasa terganggu dengan bau menyengat yang keluar dari tubuhnya itu . Nabi  Ayyubpun  terpaksa mengungsi ketengah hutan yang jauh dari keramaian. Disana ia berdoa dan memohon pada Allah, akhirnya Allah memberi pertolongan dengan memerintahkan Nabi Ayyub menghantamkan kakinya ketanah hingga memancarkan  air yang menyembur. Nabi Ayyub mandi dengan air tersebut hingga seluruh penyakit yang ada ditubuhnya lenyap. Sekarang ia menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah yang membuat tercengang istrinya.

Adapun tanda-tanda gangguan jin dalam diri seseorang itu antara lain:

1. Dalam Keadaan Sadar
-Menderita suatu penyakit pada salah satu anggota tubuh dan tidak mengalami perubahan kesembuhan setelah diobati secara medis. Sering pusing kepala,sesak nafas,mata berkunang-kunang yang tidak disebabkan oleh gangguan tubuh secara medis.Sering batuk-batuk,tubuh sering terasa kesemutan dan mual.
-Kesempitan hati dan sering lupa
-Jika membaca ayat-ayat Allah, kadang terbata-bata,tergesa-gesa atau hati gelisah
-Punggung atas sering terasa pegal tanpa sebab
-Merasa tercekik, telinga berdengung terus menerus, detak jantung smakin cepat
-Muncul ajakan bermaksiat kepada Allah, sering marah-marah tanpa sebab (emosional)
-Susah tidur, gelisah, was was, banyak melamun, timbul sifat Malas & membangkang

2. Dalam Keadaan Tidur
-Sering mimpi seram/buruk, mengigau, meracau, berteriak-teriak
-Badan terasa kaku dan tidak bisadigerakkan atau ketindihan(dalam bahasa jawa di rep-repi)

Penyebab Gangguan Jin
1. Memiliki sifat penakut yang tinggi sehingga jiwa  mudah tergoncang
2. Banyak menangis,melankolis dan angan-angan,penuh lamunan
3. Lemah iman karena lupa pada kewajiban agama (sholat, dzikir, dll)
4. Suka mengumbar syahwat
5. Melakukan amalan tapi dengan niat yang jelek
6. Bermaksiat kepada Allah SWT
7. Setan senang pada orang sering telanjang tapa tidak mandi
8. Kencing sembarangan (di pohon-pohon tanpa berdoa)

Gejala gangguan jin
Adapun gejala yang timbul dari gangguan jin adalah :
- Berpaling dari mengingat Allah
- Menyenangi kemaksiatan dan selalu ingin mengajak orang/mendorong orang lain kepada kemaksiatan
-Merasa bahagia dan senang dengan kemaksiatan
-Membenci ketaatan, berpaling dari ketaatan dan tidak mau melakukannya
-Membenci dakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
-Kemampuan berfikir dalam keburukan dan sampai pada kemaksiatan
-Lemah dalam berfikir tentang kebaikan
-Senang berkawan dengan orang-orang yang berbuat maksiat dan orang yang berbuat keji
-Benci berkawan dengan orang-orang yang saleh dan berpaling dari mereka
-Selalu ragu-ragu akan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. dan wujud Allah Subhanahu wa Ta’ala.
-Selalu tidak dapat merasakan ketenangan jika ia menyendiri
-Adanya ketakutan yang timbul dari dalam dirinya, namun ia tidak mengetahui penyebabnya

Untuk info Ruqyah hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:
http://Penyembuhandotcom
http://theraafiat.blogspot.com
http://senimistik.blogspot.com
http://therainstitute.blogspot.com
http://hypnoramping.blogspot.com
http://gurahcor.blogspot.com
http://pemijit.blogspot.com
http://bekammedik.blogspot.com
http://hypnowriting.blogspot.com
http://obatjamu.blogspot.com
http://therainstitute.com


Musabab Jin Masuk Tubuh Manusia

Bismillah walhamdulillah, washolatu wasalaamu 'alaa Rosulillah
 Manusia secara  fitrahnya merupakan mahluk sempurna, secara fisik dan ruhaniyah namun jika manusia mengotori kesempurnaan yang diberikan Allah Azza wajalla maka akan mahluk selain manusia yang mengintervensi kesempurnaan manusia, mahluk dari dimensi sedikit di bawah manusia, mahluk alam metafisika dari bangsa jin ( selain qorin yang memang sudah disediakan 1 set dengan jasad manusia )
Sebab yang paling umum manusia di intervensi oleh bangsa jin adalah karena manusia itu sendiri yang berpaling dari pengajaran sang Maha Rahman, perhatikan firman Allah dalam kalam-Nya yang di penuhi cahaya syifa :

" وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
(QS: Az-Zukhruf Ayat: 36)

Diagnosa umum bagi seorang yang terindikasi terkena gannguan Jin disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Jin masuk karena faktor Riyadhoh, Ritual/ Ngelmu
2. jin masuk karena faktor warisan leluhur
3. Jin masuk karena faktor kiriman energi sihir
4. Jin masuk karena faktor mengikut/tempelan

1. Faktor Riyadhoh, ritual atau ngelmu
setiap manusia yang cinta dengan dunia, cinta dengan diri, keluarga, dia akan mencari sofware lain secara metafisika seperti :
a. belajar ilmu kanuragan/ perlindungan ( Tenaga Dalam, Tenaga prana, Kekebalan, Pukulan jarak jauh, kekuatan badan dll )
b. belajar ilmu kewaskitaaan/indera keenam ( membuka mata ketiga, deteksi dengan energi getaran, masuk dimensi alam jin dll )
c. belajar ilmu untuk Pengasihan/daya tarik ( ilmu pelet,mahabbah, guna2 dll )
d. belajar ilmu untuk pengobatan ( dengan energi prana, tenaga dalam, reiki, bioenergi, mantra pengobatan dll )
e. belajar ilmu kerejekian ( meningkatkan rejeki, uang goib, bank goib dll )
f. belajar ilmu Kawibawaan ( meningkatkan kharisma, agar disegani, dihormati, ditakuti, naik pangkat dll )
g. belajar ilmu-ilmu supra metafisika ( telepati, telekinesis, levitasi, psikometri, proyeksi astral, hypnosis dll )
h. belajar ilmu karomah ( ingin menjadi ahli spiritual, orang pintar, kyai mumpuni, ustadz jadug, santri linuwih dll )
Dan mungkin masih banyak lagi yang lainnya.
Sarana/ proses ngelmu biasanya dengan cara :
- di isi, inisiasi, atutement oleh sang guru dengan aji-ajian, energi, bacaan tertentu, mantra dll. ( transfer energi, mengaktifkan titik energi tubuh, rajah badan, minum air isian dll )
- Ritual puasa bid'ah ( puasa budaya/bukan yang dicontohkan Rosulullah seperti puasa mutih, puasa patigeni, ngebleng, ngrowot ngapel dll )
- Ritual wirid bid'ah ( wirid yang menyelisih sunah tak ada contoh dari nabi ) seperti wirid sekian ribu kali dengan waktu tertentu, wirid dengan cara menahan nafas, dengan cara berendam di sungai dll.
- memakai rajahan, azimat, wifik, batu akik, kulit macam, kulit menjangan, baju rompi, sabuk, sapu tangan dll
- menjalani latihan olah metafisika seperti latihan pernafasan menghimpun energi alam, meditasi cakra, latihan kultivasi gerakan menghimpun energi alam dll.
- mengamalkan kalimat2 mantra, jampe, jenjawokan dll
dan masih banyak lagi mungkin cara-cara ngelmu, riyadhoh, ritual yang lainnya. semua point di atas adalah sarana bangsa jin interaksi dengan manusia

2. Faktor warisan Leluhur
Adaklanya seorang anak tanpa menjalani ritual tertentu tiba-tiba memiliki kemampuan metafisika, kita mengenalnya dengan sebutan anak Indigo, anak silver, anak masa depan, anak super dll  sebagian masyarakat menganggap anak indigo adalah anak istimewa, anak yang mendapat anugerah supranatural dari sang pencipta, mereka dapat melihat masa depan, melihat organ dalam tubuh manusia, memiliki kemampuan mengobati, mampu menaganalisa suatu masalah dengan tepat, mampu menebak karakter, bisa berkomunikasi dengan dimensi lain, peka terhadap gejala alam, memiliki kecerdsan di atas rata-rata.
faktor penyebab anak indigo : menurut pengamatan kami dalam menjalani terapi Ruqyah syar'iyyah, disinyalir bahwa anak indigo merupakan anak yang secara tak sadar telah di infiltrasi bangsa jin, terbukti, ketika diruqyah mereka melihat yang mereka sebut sebagai sahabat pergi meninggalkannya,
mengapa bangsa jin mengilfitrasi anak "indigo" faktor yang dominan adalah, si anak memiliki silsilah atau leluhur yang dahulu dikatakan sebagai orang linuwih, orang sakti, spiritualis, sebagaimana disebut di atas kedigdayaan seseorang dari hasil ngelmu, maka para jin akan masuk menginfiltrasi menjadi khodam. secara sadar maupun tak sadar para leluhur anak indigo telah mengikat perjanjian dengan kekuatan2 suprametafisika dari dimensi jin, setelah mereka wafat para jin yang terikat perjanjian terus menginfiltrasi keturunannya yang memiliki DNA sama dengan dengan leluhurnya, dari DNA yang sama inilah biasanya jin bersarang, bertempat tinggal, dan karena para jin memiliki usia yang panjang dimasa lampau maka mereka memiliki pengalaman kemampuan membaca gejala alam, hal-hal inilah yang dimasukkan, divisualisasikan ke dalam otak anak indigo sehingga mereka memiliki kemampuan, pengetahuan, pengalaman jauh melampau orang pada umumnya. (baca artikel di blog ini anak indigo dan gangguan jin)

3. Faktor Kiriman
Faktor ketiga jin masuk ke dalam jasad manusia dikarenakan jin tersebut dikirim oleh seseorang, baik yang mengirimkannya sadar maupun tak sadar.
a. Si pengirim sadar mengirimkan Jin
- seseorang yang menggunakan jasa dukun, orang yang dikatakan pintar, paranormal untuk mencelakakan seseorang, karena saingan bisnis, dendam, memisahkan pasangan suami istri dan faktor lainnya, perbuatan mengirimkan energi jahat inilah yang umumnya dikenal sebagai sihir, teluh, santet dll
- seseorang yang menggunakan jasa dukun untuk menarik simpatik lawan jenis, simpatik masyarakat, simpatik konsumen, perbuatan mengirimkan energi jin ini yang biasa kita kenal dengan sebutan, pelet, guna-guna, mahabbah dll
b. Si Pengirim tak sadar telah mengirimkan Jin
- seseorang yang karena kedengkiannya, rasa hasadnya rasa bencinya terfokus kepada seseorang yang dibencinya membuat energi pikirannya menyerang kepada orang yang dibencinya, frekwensi kebencian yang terfokus inilah yang ditunggangi bangsa jin sehingga seseorang yang kena kedengkian ini mengalami sakit, usahanya berantakan dlsb, si pengirim ini tidak sadar kalau hasadnya telah menyerang orang yang dia tuju. (dikenal dengan pandangan 'ain)
- seseorang karena marahnya dengan seseorang lalu dia melakukan ritual wirid/do'a dengan tujuan mencelakakan seseorang, energi kebencian inilah yang ditunggai para jin untuk menyerang seseorang (biasanya praktek ini dilakukan oleh kalangan tertentu dengan menggunakan amalan hizib) mereka tidak menyadari kalau jinlah yang bekerja bukan kekuatan haq para malaikat yang mereka duga berasal dari karomah huruf2 hizib yang dibaca.
- seseorang yang memiliki khodam bangsa jin ( yang dia tidak menyadari jika dia telah memiliki khodam bangsa jin ) buah dari wirid amalan hizib yang dia baca, lalu dia mendapat perlakukan yang tidak baik dari seseorang/ dizholimi, maka khodam jin pendampingnya inilah yang bereaksi dia tidak terima tuannya disakiti lalu dia menyerang atau membuat sakit sipenyerang tuannya,
4. Faktor Tempelan ( diikuti jin )
Kadang-kadang tanpa seseorang tahu, beberapa jin ikut menempel ke dalam diri seseorang, disebabkan :
a. Menempati rumah, kontrakan, kantor, kost, pabrik atau yang lainnya yang memang sebelumnya sudah bermukim bangsa jin di sana.
b. Mendatangi tempat-tempat yang dihuni bangsa jin seperti : rumah dukun, tempat keramat, tempat angker, kuburan yang dikeramatkan, tempat meditasi, masjid tua dll.
c. Jin yang menyukai manusia, karena kelalaian manusia itu sendiri yang tidak mohon perlindungan kepada Allah, jin yang kasihan karena problem yang menimpanya, jin yang mencintai karena amalan bid'ahnya dll.
d. Jin dendam kepada manusia, ini terjadi karemna manusia menyakiti jin secara tidak sengaja atau ketidak tahuan mereka, seperti buang air panas sembarangan, kencing sembarangan di sarang mereka dll.
e. Manusia yang banyak maksiat kepada Allah bangsa jin pun senang mengikutinya dan mengendalikan agarterus berperilaku buruk.
f. sering melamun, banyak mengkhayal, stress berat dll
g. aktifitas jiwa dan pikiran yang negatif seperti : marah berlebihan, sedih berlebihan, takut berlebihan, bakhil, buruk sangka dll

(abi faqieh elwastafy)

Untuk info Ruqyah hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:

Selasa, 10 Februari 2015

Memagari Rumah dari Gangguan Jin Seri 3/3


Referensi
1 Lihat pembahasan lebih detail tentang musik dan lagu dalam rubrik Kajian Utama Majalah Asy-Syariah edisi 40.
2 Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi dan An-Nasa’i, dishahihkan dalam Al-Irwa’.
3 HR. Al-Bukhari dan Muslim.
4 Pembahasan tentang hukum gambar bernyawa pernah dimuat secara bersambung dalam majalah Asy-Syariah edisi 21, 22, dan 23.
5 Lihat kembali fatwa tentang boneka yang pernah dimuat dalam majalah Asy-Syariah edisi 23, pada rubrik Fatawa Al-Mar’ah Al-Muslimah.
6 Namruqah adalah bantal-bantal yang dijejer berdekatan satu dengan lainnya, atau bantal yang digunakan untuk duduk. (Fathul Bari, 10/478)
7 Pernah datang larangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membunuh semua anjing kecuali anjing berburu atau anjing penjaga kambing/ternak. Namun kemudian larangan tadi mansukh (dihapus), sehingga semua anjing tidak boleh dibunuh, kecuali anjing yang berwarna murni hitam dan punya dua titik putih di atas kedua matanya. Sebagaimana hal disebutkan antara lain dalam hadits berikut ini:
Jabir ibnu Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami membunuh anjing-anjing, sampai ada seorang wanita datang dari dusun membawa anjingnya kami pun membunuh anjingnya. Kemudian setelahnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membunuh anjing… ” (HR. Muslim no. 3996)
8 Yaitu hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَن يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُوْلاَهُنَّ بِالتُّرَابٌِ
“Sucinya bejana salah seorang kalian bila dijilati (bagian dalamnya) oleh anjing adalah dengan mencucinya sebanyak tujuh kali, cucian pertamanya dengan tanah.” (HR. Muslim)
Dalam satu lafadz ada tambahan:
فَلْيُرِقْهُ
“Tuanglah airnya ke tanah.”
Maksudnya sebelum bejana tadi dicuci, hendaknya air yang ada di dalamnya dituang/dibuang.


Sumber : Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah Judul: Membentengi Rumah

Memagar Rumah Dari Gangguan Jin (Seri 2/2)

Berikut ini kelanjutan dari lima hal di atas:

- Membersihkan rumah dari suara setan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kalam-Nya yang agung:
وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ
“Hasunglah siapa yang engkau sanggupi dari kalangan mereka dengan suaramu.” (Al-Isra: 64)
Mujahid rahimahullahu menerangkan, suara setan adalah laghwi (ucapan sia-sia/main-main) dan nyanyian/lagu. (Tafsir Ath-Thabari, 8/108)
Sebuah hadits dari sahabat yang mulia, Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, mengingatkan kita bahwa nyanyian, musik berikut alatnya bukanlah perkara yang terpuji, namun lebih dekat kepada azab. Abu Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيَكُونَنَّ مِن أُمَّتِي أَقوَامٌ يَستَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ، يَرُوحُ عَلَيهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُم، يَأتِيهِم– يَعنِي الفَقِيرَ- لِحَاجَةٍ فَيَقُولُوا: ارْجِعْ إِلَينَا غَدًا. فَيُبَيِّتُهُمُ اللهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ، وَيَمْسَخُ أَخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَومِ الْقِيَامَةِ
“Benar-benar akan ada sekelompok orang dari umatku yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik. Ada sekelompok orang yang tinggal di lereng puncak gunung. Setiap sore seorang penggembala membawa (memasukkan) hewan ternak mereka ke kandangnya. Ketika datang kepada mereka seorang fakir untuk suatu kebutuhannya, berkatalah mereka kepada si fakir, ‘Besok sajalah kamu kemari!’ Maka di malam harinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala azab mereka dengan ditimpakannya gunung tersebut kepada mereka atau diguncang dengan sekuat-kuatnya. Sementara yang selamat dari mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala ubah menjadi kera-kera dan babi-babi hingga hari kiamat.”
(HR. Al-Bukhari no. 5590)

Musik dan lagu merupakan perkara yang jelas keharamannya1. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikan jalan Allah sebagai olok-olokan. Mereka itu akan beroleh azab yang menghinakan.” (Luqman: 6)
Menurut sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, juga pendapat Ikrimah, Mujahid, dan Al-Hasan Al-Bashri –semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati mereka– ayat ini turun berkenaan dengan musik dan nyanyian. (lihat Tahrim Alatith Tharbi, karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu, hal. 142-144)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu sampai mengatakan, “Musik/nyanyian akan menumbuhsuburkan kemunafikan di dalam qalbu.” (Diriwayatkan Ibnu Abid Dunya dalam Dzammul Malahi dan Al-Baihaqi, dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam At-Tahrim hal. 10)

Al-Imam Malik rahimahullahu ketika ditanya tentang sebagian penduduk Madinah yang membolehkan nyanyian, beliau menjawab, “Sungguh menurut kami, orang-orang yang melakukannya adalah orang fasik.” (Diriwayatkan Abu Bakr Al-Khallal rahimahullahu dalam Al-Amru bil Ma’ruf dan Ibnul Jauzi rahimahullahu dalam Talbis Iblis hal. 244 dengan sanad yang shahih)
Al-Imam Ath-Thabari rahimahullahu berkata, “Telah sepakat ulama di berbagai negeri tentang dibenci dan terlarangnya nyanyian.”
(Tafsir Al-Qurthubi, 14/56)

Dari penjelasan di atas, jelaslah bagi kita haramnya nyanyian sebagai suara setan. Maka bila dalam sebuah rumah selalu disenandungkan lagu-lagu dan diputar musik, niscaya setan akan menempati rumah tersebut. Setan ini tentunya tidak sendiri. Ia akan memanggil bala tentaranya dari segala penjuru, lalu mereka menebarkan kerusakan dalam rumah tersebut serta membuat perselisihan serta perpecahan, kemarahan, dan kebencian di antara anggota-anggotanya. Karenanya, janganlah kita menjadikan rumah kita sebagai sarang setan, tempat mereka beranak-pinak.
Membuang lonceng dari rumah
Bila sekiranya di rumah kita ada lonceng-lonceng yang digantung serupa dengan naqus/lonceng gereja dalam hal suara ataupun model/bentuknya, walaupun tujuan kita hanya sebagai hiasan, maka singkirkanlah. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang disampaikan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
الْجَرَسُ مَزَامِيرُ الشَّيطَانِ
“Lonceng itu adalah seruling setan.” (HR. Muslim no. 5514)

Masih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia memberitakan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ تَصْحَبُ الْمَلاَئِكَةُ رُفْقَةً فِيهَا كَلْبٌ وَلاَ جَرَسٌ
Para malaikat tidak akan menyertai perkumpulan/rombongan yang di dalamnya ada anjing atau lonceng (yang biasa dikalungkan di leher hewan, pen.).”(HR. Muslim no. 5512)

Para malaikat adalah tentara Ar-Rahman. Mereka selalu berada dalam permusuhan dengan tentara setan. Maka, bila di suatu tempat tidak ada tentara Ar-Rahman, siapa gerangan yang menguasai tempat tersebut? Tentu para tentara setan.
Apa sebabnya para malaikat menjauhi lonceng? Ada yang mengatakan karena jaras/lonceng menyerupai naqus yang biasa dibunyikan di gereja. Ada pula yang berpandangan karena lonceng termasuk gantungan yang terlarang bila dipasang di leher. Ada juga yang berpendapat karena suara yang ditimbulkannya. Pendapat yang akhir ini diperkuat dengan riwayat:
الْجَرَسُ مَزَامِيرُ الشَّيطَانِ
“Lonceng itu adalah seruling setan.” (Al-Ikmal 6/641, Al-Minhaj 13/321)
Yang umum kita lihat, lonceng-lonceng itu digantungkan di leher hewan peliharaan. Dari lonceng tersebut keluarlah suara berirama bila hewan yang memakainya berjalan atau menggerak-gerakkan lehernya. Tentunya menggantung lonceng seperti ini dibenci dengan dalil hadits di atas.

Faedah
Fadhilatusy Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menyatakan, dering yang terdengar dari jam sebagai pengingat waktu dan yang semisalnya, tidaklah masuk dalam pelarangan, karena lonceng itu tidak digantungkan di leher hewan peliharaan dan suaranya keluar hanya di waktu-waktu tertentu sebagai pengingat. Demikian pula bel rumah yang biasa dipasang di pintu rumah, tidak masuk dalam larangan.
(Syarhu Riyadhish Shalihin, 4/338)

Ada faedah penting yang juga disampaikan oleh Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu dalam kitab yang sama, kita bawakan di sini sebagai tambahan ilmu. Asy-Syaikh rahimahullahu mengingatkan tentang adanya sebagian telepon, ketika tersambung dengan nomor yang dituju namun masih menanti orang yang dituju karena sedang tidak ada di tempat (masih dipanggilkan misalnya, pen.) didapatkan adanya pesan: “Tunggulah beberapa saat, dengarkanlah terlebih dahulu musik ini!” Hal ini jelas haram karena musik hukumnya haram. Akan tetapi bila seseorang tidak mampu menghubungi orang yang diinginkan kecuali sebelumnya terdengar sambungan suara musik maka dosanya ditanggung oleh orang yang menginginkan musik tadi sebagai nada tunggu untuk nomor teleponnya. Hanya saja, kalau bisa disampaikan nasihat kepada yang bersangkutan maka disampaikan hingga musik tidak lagi menjadi nada tunggu, sekadar pesan, “Tunggulah beberapa saat!” Setelah itu diam, tidak ada suara lain, sampai akhirnya orang yang dituju berbicara.
Ada sebagian orang menjadikan bacaan Al-Qur’an sebagai nada tunggu atau nada sambung, di mana saat terhubung dengan nomor yang dituju terdengar lantunan beberapa ayat Al-Qur’an. Ketahuilah, perbuatan seperti ini justru merendahkan nilai Kalamullah, walaupun yang melakukannya tidak bermaksud demikian. Al-Qur’an turun kepada kita untuk sesuatu yang lebih mulia dan lebih agung daripada hal tersebut. Al-Qur’an turun untuk memperbaiki qalbu dan amalan-amalan. Al-Qur’an tidak turun untuk dijadikan nada tunggu pada telepon dan selainnya. Selain itu, terkadang yang menghubungi kita bukanlah orang yang mengagungkan Al-Qur’an, tidak perhatian terhadapnya dan terasa berat baginya mendengar sesuatu dari Kitabullah. Terkadang juga yang menghubungi kita seorang Nasrani, seorang kafir, atau seorang Yahudi. Ia dengar Al-Qur’an tersebut lalu ia menyangka itu adalah nyanyian, karena ia tidak kenal dengan Al-Qur’an, apalagi bila ia bukan orang Arab yang mengerti bahasa Arab. Dengan begitu tidaklah diragukan, perbuatan demikian justru merendahkan Al-Qur’an. Karenanya, kepada orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai nada tunggu dinasihatkan: bertakwalah engkau kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala! Kalamullah itu lebih mulia untuk dijadikan sebagai nada tunggu!
Adapun kata-kata hikmah yang ada riwayatnya atau hadits yang ada riwayatnya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah terlarang dipakai sebagai nada tunggu, seperti hadits:
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ
“Tinggalkan apa yang meragukanmu menuju kepada apa yang tidak meragukanmu.”
مَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرضِهِ
“Siapa yang berhati-hati dari perkara syubhat maka sungguh ia telah menjaga agama dan kehormatannya.”3 Wallahu ta’ala a’lam.
(Syarhu Riyadhish Shalihin, 4/338-339)

- Tidak menempatkan gambar dan patung di dalam rumah
Gambar dan patung yang dimaksudkan di sini adalah yang berupa/berbentuk makhluk bernyawa (hewan dan manusia)4. Gambar dan patung seperti ini harus disingkirkan dari rumah, terkecuali boneka untuk mainan anak perempuan, demikian kata Al-Qadhi rahimahullahu.
(Al-Minhaj, 14/308)

Namun boneka ini tidak boleh dalam bentuk yang detail, sebagaimana jawaban Fadhilatusy Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ketika ditanya tentang masalah ini.
(lihat Majmu’ Fatawa wa Rasail Fadhilatusy Syaikh, no. 329, 2/227-278)5

Makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mulia, para malaikat, tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada gambar dan patung. Sementara seperti yang telah kita katakan, bila para malaikat keluar dari rumah, niscaya yang bersarang di dalam rumah tersebut adalah para setan karena rumah itu adalah rumah yang buruk.

Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah membeli namruqah yang bergambar (makhluk hidup). Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat namruqah tersebut beliau hanya berdiri di depan pintu, enggan untuk masuk ke dalam rumah. Aisyah radhiyallahu ‘anha pun mengetahui ketidaksukaan tampak pada wajah beliau. Aisyah radhiyallahu ‘anha berucap:
أَتُوبُ إِلَى اللهِ، مَاذَا أَذنَبْتُ؟ قَالَ: مَا هَذِهِ النَّمْرُقَةُ؟ قُلتُ: لِتَجْلِسَ عَلَيْهَا وَتَوَسَدَّهَا. قَالَ: إِنَّ أَصْحَابَ هَذِهِ الصُّوَرِ يُعَذَّبُونَ يَومَ الْقِيَامَةِ، يُقَالُ لَهُمْ: أَحْيُوا مَا خَلَقتُمْ؛ وَإِنَّ الْمَلاَئِكِةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ الصُّوَرةُ
“Aku bertaubat kepada Allah, apa gerangan dosa yang kuperbuat?” Rasulullah menjawab, “Untuk apa namruqah ini?” “Aku membelinya agar engkau bisa duduk di atasnya serta menjadikannya sebagai sandaran,” jawab Aisyah. Rasulullah kemudian memberikan penjelasan, “Sungguh pembuat gambar-gambar ini akan diazab pada hari kiamat dan dikatakan kepada mereka, ’Hidupkanlah apa yang telah kalian ciptakan’ dan sesungguhnya rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar (bernyawa) tidak akan dimasuki para malaikat.”
(HR. Al-Bukhari no. 5957 dan Muslim no. 5499)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ تَدْخُلُ الْمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ
Para malaikat tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim no. 5511)

Tidak memelihara anjing atau membiarkan anjing masuk ke dalam rumah
Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu menyampaikan sabda Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ تَدْخُلُ الْمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلاَ صُورَةٌ
Para malaikat tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.” (HR. Al-Bukhari no. 3225 dan Muslim no. 5481)

Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan:
وَاعَدَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم جِبرِيلُ فِي سَاعَةٍ يَأتِيهَا فِيهَا، فَجَاءَتْ تِلْكَ السَّاعَةُ وَلَمْ يَأتِهِ، وَفِي يَدِهِ عَصًا فَأَلقَاهَا مِنْ يَدِهِ وَقَالَ: مَا يُخلِفُ اللهُ وَعْدَهُ وَلاَ رُسُلُهُ. ثُمَّ الْتَفَتَ فَإِذَا جِرْوُ كَلْبٍ تَحْتَ سَرِيرٍ، فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ، مَتَى دَخَلَ هَذَا الْكَلْبُ هَهُنَا؟ فَقَالَتْ: مَا دَرَيتُ. فَأَمَرَ بِهِ فَأُخرِجَ فَجَاءَ جِبْرِيلُ، فَقالَ رَسُولُ اللهِ :nوَاعَدْتَنِي فَجَلَسْتُ لَكَ فَلَمْ تَأتِ. فَقَالَ: مَنَعَنِي الْكَلْبُ الَّذِي كَانَ فِي بَيْتِكَ، إِناَّ لاَ نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلاَ صُورَةٌ
Jibril berjanji kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendatangi beliau di suatu waktu. Maka tibalah waktu tersebut namun ternyata Jibril tak kunjung datang menemui beliau. Ketika itu di tangan beliau ada sebuah tongkat, beliau melemparkan tongkat tersebut dari tangan beliau seraya berkata, “Allah dan para utusannya tidak akan menyelisihi janjinya.” Beliau lalu menoleh dan ternyata di bawah tempat tidur ada seekor anjing kecil. Beliau berkata, “Ya Aisyah, kapan anjing itu masuk ke sini?” “Saya tidak tahu,” jawab Aisyah. Beliau lalu menyuruh anjing itu dikeluarkan. Setelah itu datang Jibril. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Engkau berjanji kepadaku untuk datang di waktu tadi, aku pun duduk menantimu namun ternyata engkau tidak kunjung datang.” Jibril memberi alasan, “Anjing yang tadi berada dalam rumahmu mencegahku untuk masuk karena sungguh kami tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan tidak pula masuk ke rumah yang ada gambar.” (HR. Muslim no. 5478)
Dengan demikian, haram bagi seorang muslim memelihara anjing7 tanpa ada kebutuhan, terkecuali anjing untuk berburu, anjing penjaga kebun, atau penjaga hewan ternak/peliharaan, sebagaimana pengecualian yang disebutkan dalam hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma yang akan datang penyebutannya.
Apakah boleh memelihara anjing untuk menjaga rumah? Dalam hal ini ada perselisihan pendapat. Satu pendapat mengatakan tidak boleh sesuai zhahir hadits yang ada. Namun pendapat yang paling shahih menurut Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu adalah boleh dikarenakan ada kebutuhan, wallahu a’lam. (Al-Minhaj, 10/480)

Barangsiapa memelihara anjing tanpa kebutuhan maka ia terkena ancaman hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berikut ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارٍ نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَطاَنِ
“Siapa yang memelihara anjing kecuali anjing penjaga ternak atau anjing berburu berkurang dua qirath pahala amalannya setiap hari.”
(HR. Al-Bukhari no. 5482 dan Muslim no. 3999)

Fadhilatusy Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menyatakan, anjing itu memiliki beragam warna, namun khusus anjing berwarna hitam dinyatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai setan ketika dipertanyakan kepada beliau, “Apa bedanya anjing merah atau anjing putih dengan anjing hitam?” Beliau menjawab:
الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيطَانٌ
“Anjing hitam adalah setan.”
Anjing hitam ini bila lewat di hadapan orang yang sedang shalat akan memutus shalat orang tersebut sehingga ia harus mengulangi shalatnya dari awal. Demikian pula bila anjing ini lewat di antara orang yang shalat dan sutrahnya.
Mayoritas ulama berpendapat, anjing hitam tidak boleh dijadikan anjing pemburu karena anjing ini setan, walaupun ia telah diajari dan ketika dilepas untuk berburu pemiliknya telah mengucapkan basmalah. Sebagaimana orang kafir dari kalangan bani Adam yang tidak halal bagi kita memakan hewan buruannya, terkecuali bila ia seorang Yahudi atau Nasrani, demikian pula setan berupa anjing tidak sah buruannya.
Adapun anjing selain warna hitam tidaklah membatalkan shalat dan boleh dijadikan hewan pemburu sesuai syarat-syarat yang diterangkan para ulama.
Sementara memelihara anjing tanpa kebutuhan hukumnya haram termasuk dosa besar. Sebagai hukumannya, orang yang memelihara anjing itu dikurangi pahala amalannya setiap hari sebesar dua qirath. Satu qirath sendiri kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah semisal gunung Uhud. Dikecualikan dari pengharaman ini adalah bila anjing itu dipelihara untuk dijadikan hewan pemburu atau penjaga ladang agar tidak dirusak oleh hewan-hewan ternak, atau anjing itu dipelihara sebagai penjaga ternak, baik berupa unta, kambing, ataupun sapi. Sehingga ternak-ternak ini terjaga dari serigala ataupun dari pencuri. Anjing bisa pula dimanfaatkan untuk menjaga harta, misalnya seseorang memiliki harta di satu tempat dan tidak ada penjaga keamanan (seperti satpam) di tempat tersebut, lalu ia memanfaatkan anjing sebagai penjaga hartanya. Hal ini dibolehkan. Adapun selain kepentingan yang telah disebutkan maka hukumnya haram.
Termasuk hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia jadikan yang buruk itu untuk yang buruk dan yang jelek untuk yang jelek. Orang-orang kafir dari kalangan Yahudi, Nasrani, dan atheis di negeri timur ataupun barat, biasa memelihara anjing yang mereka rawat sedemikian rupa dengan penuh kasih sayang. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan orang-orang yang buruk dan jelek tersebut menyayangi hewan yang buruk… (Syarhu Riyadhish Shalihin, 4/334-336)

Hendaklah peringatan yang seperti ini menjadi perhatian kita. Karena ada di antara keluarga muslim, yang mungkin mereka jahil (tidak tahu) atau bersikap masa bodoh atau sok meniru orang Barat, memelihara anjing di rumah mereka sebagai hewan kesayangan keluarga. Anjing tadi bebas keluar masuk ke rumah tuannya. Bahkan masuk ke kamar dan ikut tidur di tempat tidur tuannya. Anjing itu pun biasa menjilati bejana/wadah makan dan minum mereka, sementara pemiliknya tiada perhatian akan hal ini. Padahal bejana/wadah tadi ternajisi karenanya dengan najis yang berat sehingga pembasuhannya harus sampai tujuh kali, salah satunya dengan tanah, sebagaimana datang pengajarannya dari As-Sunnah yang shahihah8.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab. (insya Allah bersambung)

Memagar Rumah Dari Gangguan Jin (Seri 1/2)

Beberapa Hal Penting Yang Harus Diperhatikan dalam Membentengi Rumah dari gangguan Jin

1. Meng-ucapkan salam ketika masuk rumah dan banyak berzikir, baik di rumah ada orang atau tidak.
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, “Disenangi seseorang mengucapkan bismillah dan banyak berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta mengucapkan salam, sama saja apakah dalam rumah itu ada manusia atau tidak, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Apabila kalian masuk ke rumah-rumah maka ucapkanlah salam (kepada penghuninya yang berarti memberi salam) kepada diri-diri kalian sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberkahi lagi baik.”
(An-Nur: 61) [Al-Adzkar, hal. 25]

Ahli tafsir berbeda pendapat tentang rumah yang dimaukan dalam ayat di atas. Ada yang berpendapat masjid. Ada yang berpendapat rumah yang dihuni. Adapula yang berpendapat rumah yang tidak ada seseorang di dalamnya. Ada yang mengatakan rumah orang lain, dan ada pula yang berpendapat rumah sendiri. (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 12/209)

Ibnul ‘Arabi rahimahullahu menetapkan bahwa pendapat yang menyatakan rumah secara umum merupakan pendapat yang shahih, karena tidak ada dalil yang menunjukkan pengkhususan. Kalau rumah itu adalah rumah orang lain, maka ia ucapkan salam dan meminta izin kepada tuan rumah sebelum masuk ke dalamnya. Bila rumah itu kosong ia ucapkan, “As-salamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish shalihin” (Semoga keselamatan untuk kami dan untuk para hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang shalih). Demikian kata Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma. Namun bila dalam rumah itu ada keluarganya, anak-anaknya dan pembantunya, ia ucapkan “Assalamu ‘alaikum.”
Namun kata Ibnul Arabi rahimahullahu, bila rumah itu kosong maka tidak diharuskan seseorang mengucapkan salam ketika hendak masuk. Adapun bila engkau masuk rumahmu sendiri disenangi bagimu untuk berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengatakan: “Masya Allah la quwwata illa billah.” (Ahkamul Qur’an, 3/1408-1409)
Ketika memberikan penjelasan terhadap surah Al-Kahfi ayat 39, Ibnul Arabi rahimahullahu menyatakan disenanginya berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bila salah seorang dari kita masuk rumah atau masjid dengan mengucapkan: “Masya Allah la quwwata illa billah.” Asyhab berkata, “Al-Imam Malik rahimahullahu mengatakan, ‘Sepantasnya setiap orang yang masuk ke rumahnya mengucapkan zikir ini’.” (Ahkamul Qur’an, 3/1240)

Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membawakan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ثَلاَثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ: رَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فِي سَبِيْلِ اللهِ، فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ حَتَّى يَتَوَّفَاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيْمَةٍ؛ وَرَجُلٌ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيْمَةٍ، وَرَجُلٌ دَخَلَ بَيْتَهُ بِسَلاَمٍ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ
Ada tiga golongan yang mereka seluruhnya berada dalam jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala: (Pertama) seseorang yang keluar berperang di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala maka ia berada dalam jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam surga, atau mengembalikannya (ke keluarganya) dengan pahala dan ghanimah yang diperolehnya. (Kedua) seseorang berangkat ke masjid maka ia berada dalam jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam surga, atau mengembalikannya dengan pahala dan ghanimah yang diperolehnya. (Ketiga) seseorang masuk ke rumahnya dengan mengucapkan salam maka ia berada dalam jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Abu Dawud no. 2494)

Makna jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah berada dalam penjagaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Al-Adzkar, hal. 26)

2. Berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika makan dan minum.
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُوْلِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: لاَ مَبِيْتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُوْلِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ وَالْعَشَاءَُ
Apabila seseorang masuk ke rumahnya lalu ia berzikir kepada Allah saat masuknya dan ketika hendak menyantap makanannya, berkatalah setan, “Tidak ada tempat bermalam bagi kalian dan tidak ada makan malam.” Bila ia masuk rumah dalam keadaan tidak berzikir kepada Allah ketika masuknya, berkatalah setan, “Kalian mendapatkan tempat bermalam.” Bila ia tidak berzikir kepada Allah ketika makannya, berkatalah setan, “Kalian mendapatkan tempat bermalam sekaligus makan malam.”
(HR. Muslim no. 5230)

Berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengusir setan dari rumah kita sehingga setan tidak dapat menyertai kita saat makan dan tidur. Sementara, lalai dari zikrullah akan memberikan kesempatan emas bagi setan karena ia mendapati tempat menginap plus makan malamnya. Tentunya setan ini tidak sendirian. Bersamanya ada kawan-kawannya, gerombolan setan, karena setan mengucapkan ucapan demikian kepada teman-teman, pembantu-pembantu, dan sahabatnya. (Al-Minhaj, 11/191)
Sehingga mereka menyesakkan rumah dan bersenang-senang di dalamnya, na’udzu billah. Maka berhati-hatilah, jangan sampai kita lalai dari berzikir karena zikir merupakan hishnul muslim, benteng bagi seorang muslim.

3. Banyak membaca Al-Qur’an dalam rumah
Al-Qur’anul Karim akan mengharumkan rumah seorang muslim dan akan mengusir para setan. Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu mengabarkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الْأَتْرُجَّةِ، رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ. وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ، لاَ رِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ. وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ، رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ. وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ، لَيْسَ لَهَا رِيْحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
“Permisalan seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah atrujah, baunya harum dan rasanya enak. Permisalan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma, tidak ada baunya namun rasanya manis. Adapun orang munafik yang membaca Al-Qur’an permisalannya seperti buah raihanah, baunya wangi tapi rasanya pahit. Sementara orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah hanzhalah, tidak ada baunya, rasanya pun pahit.”
(HR. Al-Bukhari no. 5020 dan Muslim no. 1857)

Apa persangkaan anda bila seorang mukmin sering menghiasi rumahnya dengan membaca dan mentartilkan kalamullah? Tidak lain tentunya kebaikan.
Disamping itu, membaca Al-Qur’an di rumah dengan penuh kekhusyukan menjadikan para malaikat akan mendekat. Seperti kejadian yang pernah dialami seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama Usaid ibnu Hudhair radhiyallahu ‘anhu. Suatu malam Usaid tengah membaca Al-Qur’an di tempat pengeringan kurma miliknya. Tiba-tiba kudanya melompat. Ia membaca lagi, kudanya melompat lagi. Ia terus melanjutkan bacaannya dan kudanya juga melompat. Usaid berkata, “Aku pun khawatir bila sampai kuda itu menginjak Yahya (putra Usaid, pen.), hingga aku bangkit menuju kuda tersebut. Ternyata aku dapati di atas kepalaku ada semacam naungan. Di dalamnya seperti lentera-lentera yang terus naik ke udara sampai aku tidak melihatnya lagi (hilang dari pandanganku). Di pagi harinya aku menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Usaid kemudian menceritakan apa yang dialaminya, setelahnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan:

تِلْكَ الْمَلاَئِكَةُ كَانَتْ تَسْتَمِعُ لَكَ، وَلَوْ قَرَأْتَ لَأَصْبَحَتْ يَرَاهَا النَّاسُ، مَا تَسْتَتِرُ مِنْهُمْ
“Itu adalah para malaikat yang mendengarkan bacaanmu. Seandainya engkau terus membaca Al-Qur’an niscaya di pagi harinya manusia akan dapat melihat naungan tersebut, tidak tertutup dari mereka. “
(HR. Muslim no. 1856)

Dalam riwayat Al-Bukhari (no. 5011) dari Al-Bara’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Ada seorang lelaki membaca surah Al-Kahfi sementara di sisinya ada seekor kuda yang diikat dengan dua tali. Lalu orang tersebut diliputi oleh awan yang mendekat dan mendekat. Mulailah kudanya lari karena terkejut. Ketika di pagi harinya ia mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu diceritakannya kejadian yang dialaminya maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تِلْكَ السَّكِيْنَةُ تَنَزَّلَتْ بِالْقُرْآنِ
“Itu adalah as-sakinah yang turun dengan Al-Qur’an.”
Diperbincangkan oleh para ulama seperti apa as-sakinah tersebut. Namun pendapat yang terpilih, kata Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu, as-sakinah adalah sesuatu dari makhluk-makhluk yang di dalamnya ada thuma’ninah (ketenangan), rahmah (kasih sayang), dan bersamanya ada para malaikat. (Fathul Bari, 9/73)

4. Membaca surah Al-Baqarah dalam rumah
Bila engkau merasa di rumahmu demikian banyak masalah, tampak banyak penyimpangan dan anggota-anggotanya saling berselisih, maka ketahuilah setan hadir di rumahmu, maka bersungguh-sungguhlah mengusirnya. Bagaimanakah cara mengusirnya? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan jawabannya dengan sabda beliau:
إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ سَنَامًا، وَسَنَامُ الْقُرْآنِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا سَمِعَ سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ تُقْرَأُ خَرَجَ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي يُقْرُأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ
“Sesungguhnya segala sesuatu ada puncaknya (punuknya) dan puncak dari Al-Qur’an adalah surah Al-Baqarah. Sungguh setan bila mendengar dibacakannya surah Al-Baqarah, ia akan keluar dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah tersebut.” (HR. Al-Hakim, dihasankan Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 588)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengabarkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ مَقَابِرَ، إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ
“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surah Al-Baqarah.” (HR. Muslim no. 1821)

5. Banyak melakukan shalat nafilah/sunnah di rumah
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma menyampaikan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اجْعَلُوْا مِنْ صَلاَتِكُمْ فِي بُيُوْتِكُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوْهَا قُبُوْرًا
“Jadikanlah bagian dari shalat kalian di rumah-rumah kalian, dan jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan.”
(HR. Al-Bukhari no. 432 dan Muslim no. 1817)

Dalam syariat disebutkan pelarangan shalat di kuburan. Karenanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita menjadikan rumah kita seperti kuburan, dengan tidak pernah dilakukan ibadah di dalamnya. Beliau menghasung kita agar memberi bagian shalat sunnah untuk dikerjakan di dalam rumah.
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan hasungan untuk mengerjakan shalat nafilah (sunnah) di rumah, karena hal itu lebih ringan dan lebih jauh dari riya, lebih menjaga dari perkara yang dapat membatalkannya. Juga dengan mengerjakan shalat nafilah di rumah akan memberi keberkahan bagi rumah tersebut. Akan turun rahmah di dalamnya, demikian pula para malaikat. Sementara setan akan lari dari rumah tersebut.”
(Al-Minhaj, 6/309)

Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan:
فَعَلَيْكُمْ بِالصَّلاَةِ فِي بُيُوْتِكُمْ فَإِنَّ خَيْرَ صَلاَةِ الْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلاَّ الصَّلاَةَ الْمَكْتُوْبَةَ
“Seharusnya bagi kalian untuk mengerjakan shalat di rumah-rumah kalian karena sebaik-baik shalat seseorang adalah di rumahnya terkecuali shalat wajib.” (HR. Al-Bukhari no. 731 dan Muslim no. 1822 )

Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menyampaikan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ وَالْبَيْتِ الَّذِيْ لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Permisalan rumah yang disebut nama Allah di dalamnya dan rumah yang tidak disebut nama Allah di dalamnya seperti permisalan orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Muslim no. 1820)

Bersambung seri 2/2



Senin, 09 Februari 2015

Banjir Musibah Atau Rezeki?



Oleh : Ferry Djajaprana


Hujan adalah rahmat.. benarkah demikian?

Kalimat di atas bila musim kemarau terdengar syahdu, namun bila sedang kebanjiran seperti sekarang hujan adalah rahmat  memaknainya perlu mengernyitkan dahi,  hujan bila kecil adalah berkah untuk seluruh penghuni  alam ini beserta penghuninya, sedangkan bila besar intensitasnya  yang memicu banjir maka hujan menjadi lawan. 

Untuk memaknai hujan adalah rahmat perlu pemahaman fitrah atau hukum alam. Manusia sebagai khalifah (yang mengatur) kehidupan di dunia ini semestinya memahami hukum alam, bahwa air selalu menempati tempat yang rendah. Lalu, kalau tempat yang rendah sudah ditinggikan apakah airnya nyerah? Tentu tidak, air tetap dan selamanya akan mencari tempat paling rendah. Itulah kerendahan hati air yang perlu kita pelajari. Makanya banyak tempat yang dulu tidak terkena kebanjiran sekarang kebanjiran. Perlu diketahui bahwa kebanjiran di Jakarta adalah murni hujan lokal, jadi sebaiknya jangan menuduh orang Bogor yang tidak bersalah yang ngirim-ngirim air.

Di Jakarta, dari dulu memang banjir, namun walau sekian kali berganti Gubernur namun belum ada satupun yang tuntas mengatasi banjir. Bahkan gubernur yang sekarang mengizinkan reklamasi dengan meninggikan pantai di kawasan Kapuk dan sekitarnya akhirnya air tidak bisa mengalir jauh menuju laut sebagai tujuan akhir.

Di Jakarta banyak sekali tempat penampungan air (situ) yang kini berubah menjadi tempat tinggal, ambil contoh Kelapa Gading, dulunya  adalah Situ tapi lantaran diurug untuk dijadikan perumahan maka efeknya tiap tahun menjadi langganan banjir. Namun karena sistem infrastrukturnya tidak dibangun dengan terintegrasi seperti memindahkan sungai, dan pembuatan jalur-jalur sungai baru ke laut akhirnya seperti cekungan yang menunggu airnya terserap oleh bumi, tapi karena terlalu banyak hutan beton maka air tak mudah terserap ke bumi.

Untuk menyelesaikan masalah banjir banyak hal yang perlu dibenahi diantaranya normalisasi kali. Semua kali  perlu diperdalam dan bangunan-bangunan liar di samping kali perlu dibenahi.
Perbaikan waduk perlu dilanjutkan bukan hanya dua waduk saja, yaitu waduk Pluit dan Ria-rio. Karena di DKI masaih ada 40 waduk lainnya yang perlu dibenahi.

Saluran-saluran yang tersumbat sampah perlu dilancarkan, selain itu masyarakat juga perlu diedukasi agar tidak membuang sampah sembarangan. Aturan denda membuang sampah sudah ada namun tidak dijalankan dengan baik.

Bicara banjir adalah bicara bencana bila dihitung secara ekonomi, namun dibalik itu juga rezeki bagi tukang gerobag  saat sekarang ,  rezeki buat para dokter, tukang perbaikan sofa, dan tukang memperbaiki rumah,  karena seusai banjir mereka akan kebanjiran order. Melalui banjir terjadi jalinan kasih sesama manusia karena terjadi hubungan antar manusia untuk saling tolong menolong.

Semoga jalinan kasih itu terus berkelanjutan walau banjir telah usai.. itulah makna hujan adalah rahmat. Rahmat dari Allah swt agar sesama manusia saling mengasihi.

Salam,
Ferry Djajaprana

Menghilangkan Rasa Cemas

Membuang Rasa Cemas

Lima Tips untuk Menghilangkan Gangguan Kecemasan :

Ada berbagai jenis gangguan kecemasan, tetapi karakteristik utama yang mendasarinya adalah karena pemikiran yang tidak rasional, khawatir dan ketakutan berlebihan. Serangan kegelisahan dan kepanikan terjadi secara acak dan sering timbul bagi mereka yang menderita atau mempunyai masalah gangguan kecemasan. Ketika gangguan kecemasan terjadi, maka menyebabkan sakit kepala, mual, tremor dan ketakutan irasional dan gugup.

Ada pemicu yang berbeda untuk berbagai jenis gangguan kecemasan, tapi di sini ada 5 tips untuk membantu Anda mengatasi serangan kegelisahan dan kepanikan yang akan terjadi.

1. Belajarlah untuk Santai.
Teknik relaksasi dapat membantu Anda untuk mengurangi efek dari gejala serangan kegelisahan dan kepanikan, seperti sakit kepala dan berkeringat. Dengan berkonsentrasi pada diri sendiri dan menghalangi semua emosi negatif dan lingkungan di sekitar Anda, Anda dapat merilekskan tubuh dan bernapas.

Hal ini akan mengurangi intensitas gejala, tetapi tidak boleh digunakan sebagai alternatif dari perawatan medis yang tepat.Mendekatkan diri kepada Allah juga sangat membantu Anda untuk bersantai, biasakan untuk melakukannya di pagi hari atau di malam hari. Ini akan membantu Anda belajar untuk menenangkan tubuh dan pikiran. Juga, sisihkan waktu untuk diri sendiri untuk beristirahat dan bersantai setiap hari, dan ini akan mengurangi stres dan ketegangan dari pekerjaan atau kehidupan.

2.Carilah Perawatan Tepat.
Ada berbagai perawatan yang tersedia untuk gangguan kecemasan, dan sangat penting untuk memilih perawatan yang benar dan efektif dengan melakukan perawatan yang berbeda untuk jenis yang berbeda. Obat dapat membatasi gejala-gejala, tetapi bukan obat cepat yang memiliki banyak efek samping yang sering lebih parah. Terapi kognitif dan perilaku lebih cocok karena membantu Anda mentoleransi dengan penyebab serangan kecemasan, dan akan membantu Anda untuk mengatasi gangguan Anda.

3.Ubah Gaya Hidup Anda .
Ambil latihan setidaknya dua kali seminggu, untuk membantu Anda mendapatkan tubuh bugar kembali. Ada banyak bentuk latihan, dan sebagai saran mungkin termasuk jalan cepat atau berenang. Diet Anda juga memainkan bagian besar, dan Anda harus mencoba untuk menjaga diet seimbang.

4.Mencari Dukungan.
Memendam emosi adalah tidak sehat, dari itu dianjurkan bahwa Anda berbagi emosi dan pengalaman Anda dengan teman dan keluarga. Berbagi dengan mereka tentang masalah Anda, dan menceritakan bagaimana Anda akan mencoba mengatasi dan memulihkan masalah yang sedang Anda hadapi. Mereka mungkin memiliki saran yang berharga, setidaknya, mereka dapat membantu untuk mendukung Anda secara emosional. Dukungan kelompok dan konseling profesional juga menjadi alternatif. Berbicara tentang kecemasan Anda juga akan membantu Anda untuk menerima keadaan, dan memahami dengan lebih baik penyebab serangan kecemasan Anda.

5.Self Monitoring.
Luangkan waktu untuk bersantai dan bersantai, dan pastikan tubuh dan pikiran Anda tenang. Buatlah daftar penyebab serangan kegelisahan/kepanikan Anda, dan mencoba untuk mengidentifikasi apa yang memicunya. Setelah Anda melakukan itu, Anda dapat mencari solusi yang tepat, apakah itu menghadapi masalah atau cukup menghindari. (DBS)

Untuk Hypnotherapy Hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapa Gading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source: