Oleh : Ferry
Djajaprana
Hujan adalah
rahmat.. benarkah demikian?
Kalimat di atas
bila musim kemarau terdengar syahdu, namun bila sedang kebanjiran seperti
sekarang hujan adalah rahmat memaknainya
perlu mengernyitkan dahi, hujan bila
kecil adalah berkah untuk seluruh penghuni alam ini beserta penghuninya, sedangkan bila
besar intensitasnya yang memicu banjir
maka hujan menjadi lawan.
Untuk memaknai
hujan adalah rahmat perlu pemahaman fitrah atau hukum alam. Manusia sebagai
khalifah (yang mengatur) kehidupan di dunia ini semestinya memahami hukum alam,
bahwa air selalu menempati tempat yang rendah. Lalu, kalau tempat yang rendah
sudah ditinggikan apakah airnya nyerah? Tentu tidak, air tetap dan selamanya
akan mencari tempat paling rendah. Itulah kerendahan hati air yang perlu kita
pelajari. Makanya banyak tempat yang dulu tidak terkena kebanjiran sekarang
kebanjiran. Perlu diketahui bahwa kebanjiran di Jakarta adalah murni hujan
lokal, jadi sebaiknya jangan menuduh orang Bogor yang tidak bersalah yang
ngirim-ngirim air.
Di Jakarta, dari
dulu memang banjir, namun walau sekian kali berganti Gubernur namun belum ada
satupun yang tuntas mengatasi banjir. Bahkan gubernur yang sekarang mengizinkan
reklamasi dengan meninggikan pantai di kawasan Kapuk dan sekitarnya akhirnya
air tidak bisa mengalir jauh menuju laut sebagai tujuan akhir.
Di Jakarta banyak
sekali tempat penampungan air (situ) yang kini berubah menjadi tempat tinggal,
ambil contoh Kelapa Gading, dulunya
adalah Situ tapi lantaran diurug untuk dijadikan perumahan maka efeknya
tiap tahun menjadi langganan banjir. Namun karena sistem infrastrukturnya tidak
dibangun dengan terintegrasi seperti memindahkan sungai, dan pembuatan
jalur-jalur sungai baru ke laut akhirnya seperti cekungan yang menunggu airnya
terserap oleh bumi, tapi karena terlalu banyak hutan beton maka air tak mudah
terserap ke bumi.
Untuk
menyelesaikan masalah banjir banyak hal yang perlu dibenahi diantaranya
normalisasi kali. Semua kali perlu
diperdalam dan bangunan-bangunan liar di samping kali perlu dibenahi.
Perbaikan waduk
perlu dilanjutkan bukan hanya dua waduk saja, yaitu waduk Pluit dan Ria-rio.
Karena di DKI masaih ada 40 waduk lainnya yang perlu dibenahi.
Saluran-saluran
yang tersumbat sampah perlu dilancarkan, selain itu masyarakat juga perlu
diedukasi agar tidak membuang sampah sembarangan. Aturan denda membuang sampah
sudah ada namun tidak dijalankan dengan baik.
Bicara banjir
adalah bicara bencana bila dihitung secara ekonomi, namun dibalik itu juga
rezeki bagi tukang gerobag saat sekarang
, rezeki buat para dokter, tukang
perbaikan sofa, dan tukang memperbaiki rumah,
karena seusai banjir mereka akan kebanjiran order. Melalui banjir
terjadi jalinan kasih sesama manusia karena terjadi hubungan antar manusia
untuk saling tolong menolong.
Semoga jalinan
kasih itu terus berkelanjutan walau banjir telah usai.. itulah makna hujan
adalah rahmat. Rahmat dari Allah swt agar sesama manusia saling mengasihi.
Salam,
Ferry Djajaprana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar