Oleh : Ferry Djajaprana
Hakikat, secara epistimology berasal dari kata AL Haq artinya kebenaran (truth) , kalau makna secara onthology adalah Sesuatu Yang Nyata dan Absolut. Makna hakikat ini menunjukkan kebenaran esoteris yang merupakan batas dari transendensi manusia dan teologis. Dalam tasawuf , hakikat merupakan unsur ke tiga setelah syariah (hukum) yang merupakan kenyataan eksoteris, tarekat (jalan) menuju esoterisme, dan yang ketiga adalah hakikat, yaitu kebenaran yang esensial.
Sebagian orang memaknai bahwa ilmu hakekat ini menunjuk kepada kemampuan seseorang dalam merasakan dan melihat kehadiran Allah di dalam syari'at.
Para Sufi menyebut ilmu hakikat ini adalah aspek bathin syariat, sehingga hakikat ini merupakan aspek terpenting dalam setiap amalan syariat yang merupakan tujuan perjalanan spiritual salik.
Sebagai contoh sederhana, dalam ilmu syariat ada terbit matahari dan ada terbenam matahari. Secara ilmu hakikat matahari tidak terbit dan terbenam, lantaran bumi mengitari matahari sajalah orang yang menyebutnya terbit dan terbenam. dst-dst. Contoh yang komplek adalah ilmu yang dipelajari Nabi Musa kepada Nabi Khidir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar